dari awal pernikahan saya dan suami tidak ada rencana menunda kehamilan, tetapi jika diizinkan kami memang menginginkan adanya masa-masa berdua sebelum kehadiran sang buah hati.
menginjak usia pernikahan 6 bulan, saya mulai terlambat haid. rasanya sudah tak sabar ingin menguji kehamilan. alhasil, saya melakukan pengujian menggunakan test pack hingga 3 kali.
test pack pertama, hasilnya masih negatif. sedikit kecewa, tapi mungkin memang terlalu dini saya melakukannya. karena saat itu baru telat 2 hari. duh, ga sabar banget ya.
ok, baca-baca di google, coba lakukan test pack 2-3 hari lagi karena jika memang hamil, hormon hcg-nya akan terus meningkat dalam beberapa hari tersebut.
test pack kedua, pada garis yang menyatakan positif sudah mulai terbentuk tetapi masih samar. tanya google lagi, katanya itu sudah bisa dianggap positif. rasanya campur aduk. masih belum berani menyatakan saya hamil. akhirnya dengan kesepakatan suami, 3 hari lagi saya akan mencoba ulang.
test pack ketiga, tetap hasilnya masih bisa dibilang samar meskipun sudah lebih jelas dari test pack sebelumnya. kalau ditanya kepada yang sudah berpengalaman, saya justru diberi selamat. karena mereka bilang itu positif.
semakin galau. tak ingin menduga-duga dan ingin cepat mendapat kepastian, saya putuskan untuk ke dokter kandungan. 2 minggu telat haid, saya dan suami pergi ke sebuah klinik yang direkomendasikan seorang teman. deg-degan tentunya.
"wah masih kecil sekali, sabar ya jangan buru-buru", kata dokter saat pertama kali saya di usg.
memang belum begitu terlihat, namun tanda-tanda kehamilan sudah ada. dokter menjelaskan tempat dimana janinnya akan berkembang.
"tunggu 8 minggu kalau mau lihat perkembangannya".
karena saat itu usia kehamilan diperkirakan baru sekitar 6 minggu.
Alhamdulillah.
terima kasih, Ya Allah.
Jakarta,
30 September 2016
30 September 2016
test pack
6 Agustus 2016
bersyukurlah
satu minggu sudah saya bekerja di tempat yang baru. ya, saya resign (lagi). entah mengapa belakangan ini saya justru lebih banyak menggalau. lingkungan baru yang seharusnya membuat rasa ingin tau saya lebih tinggi. tetapi hati dan pikiran sedang sulit diajak kompromi.
bukan ini yang saya mau. bukan jalan seperti ini yang saya inginkan. ah, apalagi yang sebenarnya mengganggu. apa yang sebenarnya membuat saya resah?
saya mencoba berbagi kegalauan ini pada suami. mungkin memang tidak akan ada orang yang bisa mengerti apa yang saya rasa selain saya sendiri. tak ada orang yang tau apa yang saya mau selain diri saya sendiri. namun begitu, suami tetap mencoba memberi ketenangan. yang pada akhirnya terucaplah satu kalimat, "mungkin kamu kurang bersyukur".
apakah memang kegalauan ini berawal dari rasa tidak bersyukurnya saya? memang akhir-akhir ini saya mengetahui orang-orang di sekililing saya sudah banyak melakukan "sesuatu". sesuatu yang dapat dibanggakan. mungkin orang yang tak mengetahui jerih payahnya akan melihat hasil yang begitu mengagumkan. mereka sudah meraih sukses. itu saya pikir. and how about you? saya bertanya pada diri sendiri.
berbicara tentang kesuksesan pasti memiliki definisi yang berbeda untuk setiap orang. dan untuk hal apa dan pencapaian yang bagaimana pun pasti dari kita memiliki parameter yang tak sama. mungkin ada yang mengisi paramater sukses jika berhasil meraih beasiswa, bisa bekerja di perusahaan ternama, lulus dari universitas bergengsi, bisa masuk kerja di pemerintahan, menjadi ibu penuh waktu di usia emas sang anak, atau dengan memiliki keluarga kecil yang penuh kebahagiaan.
tak akan bisa disamakan. karena memang goal kita dan yang lain berbeda. be your own unique self. setiap individu memiliki peran masing-masing. dan jalankanlah peran itu sebaik mungkin. be the best of yourself.
dan yang terpenting selalu iringi semua pencapaian dengan rasa syukur agar nikmat-Nya terus mengalir. tanpa rasa syukur, sehebat apapun yang telah diraih tak akan pernah membuat bahagia.
karena sesungguhnya kita sudah diberikan peringatan yang berulang-ulang.
6 Agustus 2016
5 Juni 2016
selamat datang, Ramadhan..
selalu penuh suka cita menyambut bulan Ramadhan. meski sudah bertahun-tahun menjalani awal Ramadhan jauh dari keluarga, tetap saja rasa sedih masih suka hinggap.
tetapi, kali ini akan menjadi Ramadhan yang lebih spesial. Insya Allah. karena tahun ini adalah Ramadhan pertama yang akan dilewati bersama suami. aahh, deg-degan.
Marhaban Ya Ramadhan..
Selamat datang wahai bulan yang mulia..
Selamat datang wahai bulan penuh keberkahan..
Jakarta,
5 Mei 2016
18 Maret 2016
pernikahan..
4 Maret 2016
Adalah salah satu hari bersejarah dalam perjalanan hidup saya.
Hari dimana janji pernikahan terucap. Hari dimana saya mulai dilepaskan untuk
hidup bersama lelaki pilihan saya.
Masih terasa seperti mimpi. Status ini sudah berubah menjadi
seorang istri. Tiga tahun perkenalan saya dan suami. Perjalanan yang cukup berliku bagi kami hingga bisa memasuki jenjang yang sempurna ini.
Terima kasih untuk orang tua yang telah memberi doa restu hingga semua
berjalan lancar. Terima kasih untuk segala pengorbanan dalam membesarkan
dan mendidik kami. Terima kasih telah memberi banyak pelajaran
kehidupan untuk kami. Terima kasih.. Terima kasih telah menjadi orang
tua kami..
Dan kini, dengan status baru, cerita kami dimulai.. Insya Allah, kami akan terus bersama dalam suka dan
duka.
2 Januari 2016
pergantian tahun
mendengar suara mercon di malam tahun baru langsung terlintas dalam pikiran saya bahwa waktu berjalan begitu cepat.
sebenarnya saya ga nungguin sampe pergantian tahun, tapi beberapa hari ini saya rada insomnia apalagi sadar kalo besok hari libur, jadilah mata ini susah diajak kompromi.
guling sana guling sini, sampe akhirnya terdengarlah bunyi ledakan-ledakan pertanda tahun sudah berganti. ga terasa lagi-lagi satu tahun sudah terlewati.
tahun ini, menggenapkan separuh agama. Insya Allah.
semoga segala jalan kebaikan akan semakin terbuka untuk meraih cita, cinta dan mimpi.
Jakarta,
2 Januari 2016