6 Desember 2014

ibu, ayah..

sejak kakak sekeluarga pindah rumah, ibu sering mengirim pesan singkat padaku yang menceritakan bahwa di rumah sudah terasa sepi. aku memaklumi hal itu. sudah empat tahun sejak kakak menikah, kakak tinggal bersama ibu. rumah diramaikan oleh anak-anak kakak. cucu pertama dan kedua ibu. untung saja rumah nenek bersebelahan, paling tidak saat ini ibu ditemani oleh kedua orang tua ibu.

suatu hari ibu mengirim pesan singkat yang membuatku tak bisa menahan air mata. "...tapi kalau ada ayah mungkin ga sepi juga ya dek".
hatiku perih membacanya. ibu, ibu, ibu, ayah. aku tidak tau harus berkata apa. aku tidak tau harus berbuat apa. aku segera mencari-Nya. tangisku pun tumpah.

bertahun-tahun aku memendam rasa rindu pada ayah. merindukan sosok seorang ayah hadir dalam hidupku. dan malam itu, kembali aku merasakan kehilangan yang teramat sangat.

apa aku sebaiknya kembali ke kota kelahiranku? kota yang telah merekam kebersamaanku dengan ayah. kota yang menyimpan banyak kenangan.

air mataku tak berhenti berjatuhan. pikiranku berkecamuk. tenangkan aku, Allah. yakini diri ini semua akan baik-baik saja..



Jakarta,
6 Desember 2014