18 Juli 2019

Resign-ku demi anak

Dengan tekad yang bulat, meski ga banyak yang mendukung, keputusan resign pun diambil. Sudah lama sebenarnya ingin berhenti bekerja dan jaga anak di rumah, tapi Allah baru kasih kesempatan setelah anak berusia 2 tahun. Alhamdulillah masih masa emas anak ibunya bisa mendampingi 24 jam penuh.

Memang ga mudah mengambil keputusan besar ini dalam hidup. Apalagi keputusan ini banyak dampaknya terutama dari segi keuangan. Tapi saya cuma yakin, ini menjadi pembuka pintu-pintu rejeki yang lain.
Saya sangat bersyukur punya suami yang selalu mendukung apapun keputusan istrinya. Mau tetap bekerja atau pun ingin di rumah bersama anak. Semua diserahkan sepenuhnya ke saya.

Meskipun penghasilan memang turun drastis, namun kebahagiaan jauh lebih terasa. Menjalani peran sebagai ibu bisa dilakoni dengan lebih baik, Insya Allah. Karena saat masih bekerja, bermain bersama anak dilakukan di sisa waktu dan energi, sehingga tak jarang emosi jadi lebih mudah meledak karena sudah lelah seharian bekerja. 

Kebahagiaan tersendiri bagi saya bisa terus jaga anak dimanapun dia berada setelah dua tahun sering ditinggal bekerja. Apalagi saat sedang bermain, lega rasanya bisa melihat secara langsung apapun yang sedang anak lakukan. Insya Allah anak pun merasa lebih aman karena yang menjaga dia bermain bukan lagi orang lain. Manjanya langsung tersalurkan dengan ibunya..

Alhamdulillah.. tak henti bersyukur atas kesempatan ini..
Terima kasih, Ya Allah.. Engkau mudahkan segala urusan kami..
Terima kasih, suami.. semoga kerja kerasmu terus berbuah pahala.. dan rejekimu terus mengalir.. demi bisa membahagiakan keluarga kecilmu dan orang-orang sekitarmu..
Aamiin..

Love,


Jakarta,
18 Juli 2019